Selasa, 08 Mei 2012

Strategi Bertahan Pada saat Perusahaan Merger

Apa yang akan Anda lakukan kalau saja perusahaan, tempat Anda bekerja saat ini, tengah ditempa rumour yang tidak enak, seperti pemuttsan hubungan kerja (PHK), pengurangan jumah karyawan termasuk merger perusahaan. Seperti kekhawatiran salah satu karyawati di salah satu perusahaan telekomunikasi, “Perusahaan kita bakal di-merger  nih…wah tampaknya aku harus siap-siap cari kerjaan baru  nih, sebelum kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba!, “ ujar Lila dengan wajah cemas.
Di artikel sebelumnya, sudah dibahas “Alasan-alasan apa yang menyebabkan perusahaan memutuskan untuk merger ?”
Nah, sekarang Anda bisa dapatkan bekal seputar survival kits untuk menghadapi kemungkinan jika Anda ternyata harus mengalami hal yang sama. Jeffrey Caponigro dalam bukunya Crisis Counselor (Barker Business Books, 1998), mengemukakan ada 10 hal yang bisa dilakukan, yaitu :
Dapatkan informasi yang jelas seputar rencana merger dari pihak manajerial yang berwenang. Biasanya, divisi internal public relation akan mengeluarkan sebuah newsletter yang menjelaskan alasan dan rencana dari perusahaan jika merger dilakukan. Kalau newsletter tidak ada, coba cek papan pengumuman di kantor atau e-mail Anda. Mungkin akan ada undangan rapat akbar untuk seluruh karyawan, membicarakan hal ini.
Pastikan tujuan dan jenis merger yang dilakukan. Kalau hanya digabung dengan patrner company, mungkin tidak perlu khawatir, karena Anda bisa tetap berada posisi yang sama. Tapi, bisa jadi merger berarti penggabungan sekaligus penyederhanaan jumlah karyawan. Kalau ini yang terjadi, Anda harus terus mengikuti perkembangan dari informasi terbaru.
Ads: Lowongan kerja Bank, lowongan kerja di jakarta coba klik di klikkarir.com
Hadiri undangan rapat yang diadakan pihak manajerial untuk mendapatkan info yang benar dan jelas. Jangan langsung percaya pada gosip yang beredar. Perlu diketahui pihak manajerial pasti juga kan berniat untuk memperbaiki keadaan perusahaan.
Bila atasan meminta Anda memberikan saran untuk perusahaan, ajukan ide Anda disertai argumentasi yang kuat. Tak ada salahnya menekankan bahwa pihak manajerial perlu memikirkan nasib karyawan jika merger dilakukan.
Tetap melakukan pekerjaan seperti biasa dan menampilkan performa kerja yang baik. Tidak ada alasan meninggalkan job description yang telah diberikan oleh atasan. Siapa tahu ketika evaluasi terakhir, Anda akan mendapat nilai baik untuk tetap berada posisi yang Anda jalani saat ini.
Tawarkan ‘nilai jual’ dari departemen atau divisi Anda. Karena, biar bagaimana pun perusahaan merger sering melakukan efisiensi pada jumlah departemennya. Jadi lihat dengan realistis, apa yang bisa ditawarkan oleh divisi Anda, yang tidak dimiliki oleh divisi yang lain.
Lihat kemungkinan-kemungkinan yang bisa Anda dapatkan. Misalnya, ketika terjadi penggabungan dua perusahaan, mungkin Anda bisa ditransfer ke divisi yang job description-nya paling tidak mirip dengan yang pernah Anda kerjakan di perusahaan lama. Coba jalin hubungan baik dengan karyawan-karyawan di perusahaan merger yang baru.
Jalin komunikasi dengan pihak manajerial perusahaan merger yang baru. Tapi hati-hati dengan status ‘si penjilat’. Bisa-bisa teman sekantor mencurigai Anda sedang mengambil hati manajer yang baru. Anda bisa memulai dengan bertanya tentang rencana merger dan informasi seputar perusahaan. Tapi, jangan lupa untuk tetap berkomunikasi dengan manajer lama, ini akan membuat ia tidak merasa ‘Anda langkahi’.
Untuk tindakan waspada, tidak ada salahnya untuk mulai mencari pekerjaan baru. Perlu diingat jangan terlalu ‘panik’ menghadapi rituasi ini. Karena keadaan perusahaan sedang ‘over sensitive’ sebaiknya sikap tenang tapi waspada perlu dimiliki.
Pastikan perusahaan baru yaitu tempat tujuan Anda yang baru tidak akan mengalami hal yang sama. Hal ini bisa Anda dapatkan dengan mengumpulkan berbagai informasi, apakah dari karyawan perusahaan tersebut, via internet, company profile perusahaan dan media massa. Biasanya media ‘cepat menangkap’ kasus merger perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar.

0 komentar:

Posting Komentar