Jumat, 13 Januari 2012

7 Kiat Meningkatkan Kecerdasan Emosional (EQ) di Kantor

Emosi adalah hal begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda.
Membahas soal emosi maka sangat kait eratannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres.
Kecerdasan emosional juga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Ketrampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi antara lain misalnya kemampuan untuk memahami orang lain, kepemimpinan, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan memberi inspirasi dan sebagainya.  Nah, agar kecerdasan emosional Anda terjaga dengan baik, berikut 7 ketrampilan yang harus Anda perhatikan dan tak ada salahnya Anda coba:
Mengenali emosi diri
Ketrampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya Anda rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh pesan dari emosi: takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, kesepian.
Melepaskan emosi negatif
Ketrampilan ini berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memahami dampak dari emosi negatif terhadap diri Anda. Sebagai contoh keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat Anda mudah marah ataupun frustasi seringkali justru merusak hubungan Anda dengan bawahan maupun atasan serta dapat menyebabkan stres. Jadi, selama Anda dikendalikan oleh emosi negatif Anda justru Anda tidak bisa mencapai potensi terbaik dari diri Anda. Solusinya, lepaskan emosi negatif melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga Anda maupun orang-orang di sekitar Anda tidak menerima dampak negatif dari emosi negatif yang muncul.
Mengelola emosi diri sendiri
Anda jangan pernah menganggap emosi negatif atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita untuk melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi emosi adalah awal bukan hasil akhir dari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengelola emosi dapat membantu Anda mencapai kesuksesan.
Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada Anda.
Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.
Memotivasi diri sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional–menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati–adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.  Ketrampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki ketrampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
Mengenali emosi orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan ketrampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Ketrampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.
Mengelola emosi orang lain
Jika ketrampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antar pribadi, maka ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antar manusia.
Ketrampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain.
Memotivasi orang lain
Ketrampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari ketrampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Ketrampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan andal.
Jadi, sesungguhnya ketujuh ketrampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan. Anda tidak dapat memotivasi diri sendiri kalau Anda tidak dapat mengenali dan mengelola emosi diri sendiri. Setelah Anda memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita dapat memotivasi orang lain.
Sumber

Kamis, 12 Januari 2012

Ibu Bekerja Lebih Bahagia?

SEBUAH studi di Amerika menemukan, para ibu yang bekerja lebih sehat dan lebih bahagia daripada mereka yang memutuskan tinggal di rumah dengan anak-anak mereka yang berusia sangat muda. Apa pasal?

Ditulis dalam “Jurnal Psikologi Keluarga American Psychological Association”, seperti disitat dari Shine, terdapat keuntungan yang diperoleh para ibu yang bekerja, sekalipun itu bekerja paruh waktu atau bekerja penuh. Pekerjaan di luar rumah yang dimiliki seorang ibu, nampaknya menjadi salah satu faktor pendukung kesejahteraan pada diri ibu.

Para peneliti mewawancarai 1.364 ibu yang memiliki anak bayi atau berusia prasekolah, dengan berbagai varian latar belakang. Mereka lalu terkejut menemukan bahwa ibu yang bekerja mengalami keseimbangan kehidupan yang lebih baik, menjadi lebih peka terhadap kebutuhan anak, kurang memiliki gejala depresi, dan lebih mungkin membagi tugas rumah tangga dengan pasangan.
Peneliti Buehler dan O'Brien menjelaskan, secara teoritis, partisipasi seorang ibu dalam pekerjaan di luar rumah menyediakan dukungan dan sumber daya, di mana hal ini tidak diperoleh ibu yang menghabiskan waktu sepenuhnya di rumah bersama anak yang berusia sangat muda atau prasekolah. Bisa juga dengan penjelasan bahwa ibu yang seharian berada di rumah bersama bayi atau balita mereka akan jauh lebih stres terkait dengan pengasuhan anak, dan mereka mungkin akan sedikit lega manakala anak telah melewatkan sebagian waktu mereka di sekolah.
"Sumber daya eksternal kemudian berkontribusi untuk pribadi ibu dan kesejahteraan ibu,” katanya.

Sumber

Kerja Versus Karir

Pekerjaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu hal dimana seseorang diharapkan atau wajib melakukan kerja sebagai kewajibannya, terutama tugas tertentu dilakukan sebagai bagian dari rutinitas untuk harga yang disepakati. Melalui pekerjaan, seseorang bisa mendapatkan penghasilan untuk mendukung kebutuhan dasar dirinya, keluarga atau teman. Pekerjaan juga dapat dipandang sebagai suatu kontrak antara majikan dan pekerja. Pada perusahaan komersial, tujuan dasar dari pekerjaan adalah untuk menciptakan keuntungan bagi majikan, dan karyawan memberikan kontribusi tenaga kerja untuk perusahaan, dengan imbalan pembayaran upah, atau opsi saham, dll

Orang-orang terlibat di berbagai jenis pekerjaan dengan hanya satu hal dalam pikiran, bagaimana bayarannya. Tak heran mengapa orang sering berganti pekerjaan sesering mungkin. Mereka tidak pernah merasa cukup; selalu bergerak ke tingkat berikutnya segera setelah mereka mengenali kesempatan untuk mendapatkan upah lebih banyak. Hal ini mengungkap satu fakta, pekerjaan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan, sehingga seorang karyawan selalu akan meninggalkan pekerjaan yang tampaknya tidak mampu menjalankan fungsinya dan pindah ke pekerjaan lain yang menjanjikan imbalan yang lebih baik.

Karir adalah mengejar ambisi seumur hidup atau berjalan ke arah tujuan seumur hidup. Sebuah karir dibangun dari waktu ke waktu. Sebuah karir meskipun mungkin tidak tampak cukup menguntungkan untuk pemula, dalam jangka panjang bisa menjadi sumber penghasilan yang sangat besar. Karir juga ditandai dengan melakukan apa yang dicintai. Anda tidak memilih karir jika anda tidak cinta.

Sementara pekerjaan adalah untuk memenuhi kebutuhan, karir berarti lebih banyak lagi. Ini bersangkutan dengan kepuasan finansial dan emosional. Ini berkaitan tentang pemenuhan mimpi seumur hidup, serta prestasi seumur hidup. Suatu pekerjaan bisa jadi untuk  jangka pendek karena dapat dihentikan kapan saja oleh majikan atau bahkan karyawan sendiri, sementara karier adalah jangka panjang.

Dalam Fountainhead Ayn Rand, protagonis utama, Howard Roark mencari karir dan sahabatnya Peter Keating hanya mencari pekerjaan. Itu sebabnya pada akhirnya Roark membangun beberapa bangunan terbaik menggunakan keterampilan, pengalaman dan imajinasi. Di sisi lain, temannya Peter Keating bekerja hanya pada arsitektur tua. Dia bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini menunjukkan karir yang mungkin lebih menguntungkan dari pekerjaan di jangka panjang.

Selain itu, pekerjaan berakhir ketika seorang karyawan harus pensiun suatu hari terutama ketika usia tua dan majikan melihat dirinya mulai kurang berkontribusi untuk perusahaannya, karena penelitian telah menunjukkan bahwa ada tujuh ribu sel-sel otak yang hilang saat kita mencapai usia tiga puluh lima. Karir tidak bisa berakhir selama itu tidak memerlukan fisik banyak, bahkan pada usia tua. Pada akhirnya, saya sampai pada kesimpulan bahwa baik pekerjaan dan karir mungkin memiliki kepentingan yang berbeda untuk orang yang berbeda dimana sebagian orang mungkin memilih untuk melakukan pekerjaan terlebih dahulu untuk mengumpulkan modal sebelum memulai karir mereka.