Jumat, 08 Juni 2012

Tim Kerja Solid = Kerja Sukses

Ita, baru saja diangkat menjadi project leader sebuah tim kerja untuk mempersiapkan konser musik yang akan diorganisir oleh sebuah event organizer, tempatnya bekerja. Sayangnya, Ita tak menyangka ia akan bertemu dengan partner kerja, yang menurutnya “tidak bisa mengimbangi” cara kerjanya. “Beda sekali dengan ketika saya masih di divisi yang lama, teman-teman sudah punya visi yang sama tentang apa yang ingin kita dapatkan. Tapi kalau ini, wah saya nyerah deh, sepertinya tiap orang punya keinginan yang berbeda, “keluhnya tentang team yang dipimpinnya saat ini.

Tim kerja merupakan kumpulan yang terdiri atas individu-individu, yang memiliki perbedaan sifat dan kepentingan. Fokus utama seorang leader dalam tim kerja adalah memberi gambaran terhadap tujuan serta menyamakan visi dari setiap individu agar tujuan bisa tercapai. Alur kerjasama dan pembagian tugas yang pada prakteknya adalah sesuatu yang sensitif, sangat dibutuhkan untuk membangun sebuah tim kerja yang solid.

Percaya atau tidak, seringkali leader-lah yang menjadi sorotan utama keberhasilan atau kegagalan pekerjaan tim yang dipimpinnya. Kita lanjutkan dengan kisah Ita tadi, “Bos terlanjur mengecap bahwa Sayalah yang tidak bisa meng-handle teman-teman. Padahal kenyataannya, mereka yang tidak menjalankan apa yang sudah diinstruksikan.” Sebenarnya ‘mencari kambing hitam’ tak perlu dilakukan, toh…penilaian sudah dilakukan. Justru, Anda harus segera ‘menanggalkan’ status leader untuk sementara waktu dan berusaha mencari tahu masalah internal apa yang sebenarnya terjadi dalam tim kerja ini.

Gary S. Topchik, pengarang Managing Workplace Negativity, mengatakan terkadang ‘aura negatif’ tidak datang dari leader tetapi bisa juga dari ‘anak buah’. Seribu satu cara bakal mereka lakukan demi mencapai kepentingannya masing-masing. Tak perlu bingung menghadapi ‘anak buah’ yang seperti ini, sebaliknya coba lakukan beberapa strategi berikut:

Kenali individu yang membawa ‘aura negatif’ di tim Anda. Pakailah intuisi untuk mengenali pribadi masing-masing anggota tim. Perlu ekstra kerja keras memang… jangan lupa untuk mengeyampingkan subjektifitas pribadi.
Mencari akar permasalahan. Faktor permasalahan bisa timbul dari beberapa hal. Misalnya, masalah pribadi individu, suasana kerja yang tidak nyaman atau tingkat pekerjaan yang sulit. Strateginya adalah berempati terhadap apa yang dihadapi anggota tim. Misalnya “Kamu kelihatan stress, ada yang bisa saya bantu?”

Kenali individu yang membawa ‘aura negatif’ di tim Anda. Pakailah intuisi untuk mengenali pribadi masing-masing anggota tim. Perlu ekstra kerja keras memang… jangan lupa untuk mengeyampingkan subjektifitas pribadi.
Mencari akar permasalahan. Faktor permasalahan bisa timbul dari beberapa hal. Misalnya, masalah pribadi individu, suasana kerja yang tidak nyaman atau tingkat pekerjaan yang sulit. Strateginya adalah berempati terhadap apa yang dihadapi anggota tim. Misalnya “Kamu kelihatan stress, ada yang bisa saya bantu?”